Belajar Berorganisasi
Di
setiap sekolah biasanya terdapat ekstrakurikuler, yaitu
organisasi-organisasi yang mewadahi kegiatan para siswa. Penting gak sih
keberadaan organisasi-organisasi itu, mengingat aktifitas belajar kita
saja sudah terasa melelahkan?
Organisasi eksrtrakurikuler ini tentu
saja ada manfaatnya. Kalau mubazir, mungkin sekolah sudah menutup
kegiatan-kegiatan itu. Mana lagi sekolah sering dimintai dana kalau ada
kegiatan. Salah satu manfaat eksrtrakurikuler adalah wadah kita berlatih
berorganisasi. Berorganisasi itu perlu lho…
Sebut saja namanya Andi, lulus kuliah
dengan nilai yang membanggakan. Dengan nilai itu, ia mudah diterima
kerja. Tapi masalah mulai muncul. Andi agak gagap dengan struktur
organisasi perusahaan. Andi juga tidak terbiasa dengan perdebatan di
rapat-rapat kerja. Maklum, selama kuliah dan sekolah, Andi tidak pernah
mengikuti organisasi apa pun.
Lain lagi ceritanya dengan Heri.
Nilainya memang biasa saja. Mungkin Heri bukan profile yang bagus untuk
menggambarkan seorang mahasiswa yang punya kemampuan membagi waktu
antara belajar dengan berorganisasi. Ya, Heri seorang organisatoris di
kampusnya. Tapi, pengalaman organisasinya membawa manfaat. Saat
wawancara kerja, ia sudah terbiasa mengungkapkan pikiran dan pendapatnya
secara verbal di depan umum. Wawancara berjalan lancar dan mengesankan.
Di dunia kerja, ia tidak canggung menghadapi struktur organisasi dan
rapat-rapat kerja. Dan saat ia diangkat menjadi supervisor, ia mampu
memimpin bawahannya dengan baik.
Ilustrasi di atas memang tidak mewakili
seluruh orang yang pernah berorganisasi atau pun tidak. Ada juga orang
yang tetap luwes walau pun tidak ikut organisasi di sekolah/kuliahnya.
Ada juga orang yang masih canggungan walau punya pengalaman
berorganisasi. Tapi ilustrasi di atas bisa menjelaskan bagaimana manfaat
berorganisasi.
Nah, apa saja manfaat dari
berorganisasi?
1. Menyalurkan Minat dan Bakat
Kalau kamu hobi olahraga, tidak ada
salahnya kamu ikut organisasi keolahragaan. Juga kalau kamu suka dan
bercita-cita menjadi peneliti, kamu bisa coba masuk Kelompok Ilmiah
Remaja. Kalau kamu suka dengan dunia kerelawanan, kamu bisa ikut Palang
Merah Remaja. Atau kalau kamu suka dengan alam bebas, kamu bisa ikut
organisasi pecinta alam. Semua organisasi ini mewadahi minat dan bakat
kamu. Tentu saja minat dan bakat yang ditampung adalah minat dan bakat
yang positif. Ayo, coba gali, adakah minat dan bakat kamu yang sesuai
dengan organisasi eksrtrakurikuler di sekolah?
Dan jangan lupa, setiap orang punya
bakat masuk menjadi orang yang baik. Setiap orang punya minat untuk
masuk surga. Rohani Islam siap menampung minat dan bakat kamu itu. Apa
pun organisasi yang kamu ikuti di sekolah, pastikan kamu juga ikut
Rohis.
2. Ajang Bersosialisasi
Gaul bukan berarti kamu suka jalan-jalan
ke mal, cafe, atau tempat nongkrong lain (termasuk wc). Kamu aktif di
organisasi, bertemu dengan teman-teman se-ide dan se-perjuangan, suka
berkumpul dengan mereka mencurahkan gagasan-gagasan yang hebat, maka
kamu adalah anak gaul yang sejati.
Karena manusia itu makhluk sosial, maka
kita membutuhkan manusia yang lain. Di organisasi lah kita bisa
menemukan manusia yang “kita butuhkan”. Mungkin manusia itu adalah orang
yang bisa menjadi teladan kita, mungkin manusia itu adalah tempat
curhat kita, atau manusia itu tempat kita meminjam uang. Apa pun
kebutuhan itu, kita butuh manusia lain.
Alangkah indahnya kalau kawan-kawan
tempat kita bersosialisasi adalah orang-orang yang sholeh atau
orang-orang yang punya semangat menimba ilmu keislaman, seperti di
Rohis. “Seseorang dapat dinilai dari kadar agama temannya, oleh karena
itu hendaknya salah satu dari kalian meneliti dahulu siapa yang akan ia
jadikan teman.” (HR. al Hakim)
3. Belajar Menjadi Pemimpin, Bekerjasama, dan Tanggung Jawab
Dalam organisasi, ada pembagian tugas.
Tugas itu bisa sebagai pemimpin, atau sebagai bawahan. Bila kita
ditunjuk menjadi pemimpin – entah itu ketua umum atau ketua departemen,
kita akan mendapat pengalaman belajar memimpin yang sangat berharga
dalam organisasi eksrtrakurikuler. Kita belajar mengatur manusia yang
punya watak berbeda-beda. Memadukan mereka dengan berbagai wataknya
untuk mencapai tujuan. Sebuah seni tersendiri. Bila kita sebagai
bawahan, maka kita bisa belajar patuh dan menunaikan tugas dengan benar.
Apa pun posisi kita, kita belajar bertanggung jawab atas peran yang
telah ditentukan untuk kita.
Organisasi tentu membutuhkan kerjasama
yang kompak. Kita belajar bagaimana bekerjasama, mencurahkan ide, dan
menjalankan keputusan musyawarah dalam organisasi. Bila kita selama ini
hanya mengenal kerjasama pada saat ujian, cobalah belajar kerjasama yang
baik dalam organisasi.
4. Merangsang Kreatifitas
Tiap organisasi punya tujuan. Untuk
mencapai tujuan, dibutuhkan kreatifitas dari para anggotanya. Selain
itu, tugas yang diberikan pada kita pun butuh kreatifitas untuk
menuntaskannya. Dalam organisasi lah kita belajar kreatifitas yang
benar, bukan kreatifitas buruk seperti melakukan manuver mencontek yang
jitu saat ujian.
5. Belajar Memiliki Visi, Misi, dan Perencanaan
Visi Misi? Apakah kita akan menjadi
caleg? Yah… masa depan orang hanya Allah swt yang tahu. Tapi visi misi
itu bukan cuma janji gombal para caleg. Setiap orang perlu memiliki visi
misi dan perencanaan dalam hidupnya. Pernah membaca novel Ayat-Ayat
Cinta? Di situ diceritakan bahwa sang tokoh, Fahri, memiliki perencanaan
yang matang dalam hidup dan perencanaan itu dipetakan dengan apik dan
ditempel di dinding kamarnya. Coba lah memiliki perencanaan dalam hidup,
siapa tahu bisa bertemu gadis kaya orang Jerman di KRL Jabotabek.
Saat organisasi akan melakukan
penggantian pengurus, biasanya calon ketua akan ditanya apa visi
misinya. Penting untuk mengetahui visi misi sang calon, karena dari situ
akan diketahui kemana organisasi akan di bawa bila calon itu terpilih.
Selain itu juga bisa mengukur kecerdasan si calon.
Visi adalah cara pandang jauh ke depan
kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan
inovatif. Misi adalah langkah-langkah untuk mencapai visi.
Begitu lah manfaat positif dari
berorganisasi. Ada berbagai manfaat lain yang akan pembaca rasakan
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar